Minggu, 31 Januari 2016

SIklus Hidup Hewan

Daur Hidup Hewan

A. Daur Hidup Hewan dengan Metamorfosis

Daur hidup hewan adalah rangkaian proses tahapan hidup yang dilalui oleh hewan mulai dari telur, menetas( bagi hewan ovipar, jika bagi hewan vivipar maka mulai dari anak hewan ), masa remaja, dewasa, sampai menghasilkan sel kelamin yang siap dibuahi. Sebelum berlanjut ke masalah contoh daur hidup berbagai jenis hewan, mari kita baca pengertian istilah-istilah berikut agar nantinya kita lebih paham setelah masuk pada bahasan daur hidup hewan. Adapun istilah-istilah dan definisinya yang terkait dengan daur hidup hewan antara lain :
  • Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda.( https://id.wikipedia.org/wiki/Metamorfosis )
  • Larva (Latin: larvae) adalah bentuk muda (juvenile) hewan yang perkembangannya melalui metamorfosis, seperti pada serangga dan amfibia. Bentuk larva dapat sangat berbeda dengan bentuk dewasanya, misalnya ulat dan kupu-kupu yang sangat berbeda bentuknya. Larva umumnya memiliki organ khusus yang tak terdapat pada bentuk dewasa dan juga tidak memiliki organ tertentu yang dimiliki pada bentuk dewasa. Suatu tahapan hidup disebut larva apabila dalam bentuk itu memiliki aktivitas yang tinggi (khususnya dalam bergerak dan mencari makanan).( https://id.wikipedia.org/wiki/Larva ). Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera, yang mencakup kupu-kupu dan ngengat. Kebanyakan adalah pemakan tumbuhan walaupun beberapa spesies merupakan pemakan serangga. Kebanyakan ulat dianggap sebagai hama dalam pertanian. Banyak spesies ngengat dikenal karena tahap ulatnya menyebabkan kerusakan pada buah dan produk pertanian lainnya. Dalam bahasa sehari-hari, bentuk larva dikenal dalam berbagai nama. Larva serangga kelompok kupu-kupu dan ngengat dikenal luas sebagai ulat. Larva lalat dan beberapa kumbang dikenal sebagai bernga (berenga) atau belatung, namun larva lalat buah yang biasa ditemukan pada buah disebut sebagai "ulat" (buah) walaupun secara fisik lebih merupakan bernga (karena tidak berkaki). Larva kumbang besar (terutama Scaraboidea) dikenal sebagai uret. Ulat kayu yang dimakan orang atau untuk pakan burung timangan adalah juga uret. Larva nyamuk disebut jentik. Undur-undur lebih dikenal orang karena larvanya membangun struktur mirip corong terbalik di tanah pasiran untuk menjebak mangsanya. Larva udang dan krustasea lainnya dikenal dalam tiga tahapan: nauplius, zoea, dan mysis. Larva katak dan kodok dikenal sebagai berudu/kecebong. Kesimpulannya bahwa ulat, belatung, uret,jentik adalah sama dengan atau masuk kategori larva.
  • Kepompong atau pupa (bahasa Latin pupa, 'boneka') adalah salah satu stadium kehidupan serangga yang mengalami metamorfosis. Fase ini hanya didapati pada serangga yang mengalami metamorfosis lengkap, yaitu yang meliputi empat tahap; embrio, larva, pupa, dan dewasa. Pada stadium ini struktur tubuh dewasa serangga mulai terbentuk dan struktur tubuh larva lenyap. Kepompong umumnya inaktif dan tidak dapat bergerak (sesil). Kepompong umumnya terbungkus dalam lapisan pelindung seperti kokon (misalnya kepompong ulat sutra), sarang (misalnya lebah), atau cangkang dan sering kali menggunakan kamuflase untuk mengecoh predator.
  • Nimfa adalah serangga muda yang keluar dari telur dengan bentuk morfologi yang relatif maju, berbeda dari yang dewasa/induknya karena ukuran keseluruhannya dan sayap serta genitalianya yang belum sempurna; tingkat pradewasa (hewan muda ) serangga dengan metamorfosis tak sempurna. Contohnya: telur kecoak menetas menjadi kecere ( nama kecoak kecil ), kecere ini disebut nimfa ( dalam hal ini kecoak muda ) karena belum memiliki kesempurnaan seperti induknya yakni kecere belum memiliki sayap.
Dengan pengetahuan mengenai definisi/pengertian metamorfosis, larva, pupa, dan nimfa serta nama lainnya diharapkan kita dapat lebih memahaminya sehingga kita mampu membedakan mana yang disebut larva, pupa, dan sebagainya.

Daur hidup hewan dibagi menjadi 2 yakni daur hidup tanpa metamorfosis dan daur hidup dengan metamorfosis :

B.  Daur Hidup Hewan Tanpa Metamorfosis

Pada umumnya hewan tidak mengalami metamorfosis selama daur hidupnya, contohnya ayam dan kucing. Ketika telur ayam menetas, anak ayam akan keluar dari cangkang telur. Bentuk tubuh anak ayam ( uthuk ) sama persis dengan induknya. Anak ayam hanya mengalami perubahan ukuran tubuh dan jumlah serta ukuran bulu saja hingga menjadi ayam dewasa. Begitu juga pada daur hidup  kucing, setelah anak kucing dilahirkan oleh induknya maka anak kucing ini bentuknya sama persis dengan induknya. Perbedaannya hanya di ukuran tubuh dan jenis bulu/warna bulunya.

Daur Hidup Hewan Kucing
Daur Hidup Hewan Tanpa Metamorfosis

2. Daur Hidup Hewan dengan Metamorfosis

Berdasarkan perubahan bentuk hewan, metamorfosis dibagi menjadi 2 yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.

a. Metamorfosis Sempurna

Pada metamorfosis sempurna, bentuk hewan yang baru menetas berbeda dengan induknya.Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna misalnya kupu-kupu, nyamuk, kumbang, lalat, lebah, dan katak.

Contoh daur hidup hewan dengan metamorfosis sempurna :

- Daur hidup kupu-kupu : telur-ulat/larva-kepompong-kupu dewasa, atau ada juga versi yang lebih detail lagi yakni : telur-ulat-kepompong-kupu muda-kupu dewasa.

Daur Hidup Hewan kupu-kupu
Daur Hidup Kupu-Kupu

- Daur hidup nyamuk : telur-larva-pupa-nyamuk muda-nyamuk dewasa

Daur Hidup Nyamuk
Daur Hidup Nyamuk

- Daur hidup katak: telur-berudu/kecebong-katak berekor-katak muda-katak dewasa
Daur hidup katak
Daur Hidup Katak

Daur Hidup Lalat : telur-larva-pupa-lalat dewasa

Daur Hidup Lalat
Daur Hidup Lalat

b. Metamorfosis Tidak Sempurna

Pada metamorfosis tidak sempurna, bentuk hewan yang baru menetas mirip dengan induknya, akan tetapi ada bagian tubuh yang belum terbentuk misalnya sayap. Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna misalnya belalang, kecoak, jangkrik, dan laron.

- Daur Hidup Belalang: telur-nimfa-belalang muda-belalang dewasa

Daur Hidup Belalang
Daur Hidup Belalang

Daur Hidup Kecoak : telur-nimfa-kecoak muda-kecoak dewasa
Daur Hidup Kecoak


SUMBER :http://www.ilmupengetahuanalam.com/2015/08/daur-hidup-hewan-dan-tumbuhan.html

Sistem Reproduksi pada Hewan

Reproduksi pada Invertebrata

1.    Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:
  • Membelah diri (pembelahan biner),  yaitu pembelahan diri dari satu sel menjadi dua sel baru. Misalnya, terjadi pada Protozoa.
  • Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.
  • Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit. Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan sporozoit.
  • Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra dan Porifera
  • Dengan regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria dan Bintang Laut
image
Amoeba, membelah diri
image
Volvox, berbiak dengan fragmentasi
image
Plasmodium, melakukan sporulasi
image
Hydra, hewan bertunas
image
Planaria, melakukan regenerasi
image
Bintang Laut, melakukan regenerasi
2.    Perkembangbiakan seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
  2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
    • Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.
    • Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.
    Pembiakan seksual lainnya dapat kita temukan pada:
    Hydra
    imageSelain berkembang biak secara aseksual (bertunas) Hydra juga dapat berkembang biak secara seksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan testis dan ovarium, yang terdapat pada satu tubuh (hermafrodit). Alat tersebut masing-masing menghasilkan spermatozoid dun ovum. Hasil pembuahannya adalah zigot yang selanjutnya akan berkembang menjadi hewan baru.
    Cacing pita
    imageTubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Pada setiap proglotid terdapat ovarium yang menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan sel sperma. Bila sel telur dan sel sperma sudah masak, maka terjadilah pembuahan didalam proglotid yang menghasilkan zigot.
    Cacing tanah
    imageDalam tubuh cacing tanah terdapat beberapa segmen yang kulitnya menebal disebut klitelum. Dalam segmen tersebut terdapat testis yang membentuk spermatozoid, dan ovarium yang membentuk ovum. Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam satu tubuh, cacing tanah tidak pernah mengadakan pembuahan sendiri, tetapi melakukan perkawinan dengan mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).
    Serangga
    imagePada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu (Apis indica), terdapat koloni yang terdiri atas ratu yang fertil, pejantan fertil dan mati setelah kawin, dan  pekerja yang mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma selama ratu hidup. Bila telur yang telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut akan berkembang menjadi calon ratu, calon pekerja atau prajurit, sedangkan yang tidak dibuahi (partenogenesis) akan berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi mandul (streril) karena pengaruh lingkungan, yaitu kurang makan.

    Reproduksi pada Vertebrata

    Vertebrata hanya dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu melalui peleburan antara ovum dan spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di luar tubuh maupun di dalam tubuh. Bila terjadi di luar tubuh disebut fertilisasi eksterna, misalnya pada ikan dan katak. Bila pembuahannya terjadi di dalam tubuh disebut fertilisasi interna. Misalnya pada reptilia, burung, dan hewan menyusui.
    Perkembangbiakan pada vertebrata dapat dibedakan atas:
    1. Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya. Embrio berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari cadangan makanan dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia.
    2. Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan embrio berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan. Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
    3. Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia dan hewan menyusui lainnya.
    Ikan
    Ikan termasuk hewan yang bersifat ovipar. Ikan tidak mempunyai organ perkawinan. Pembuahan terjadi diluar tubuh, yaitu di dalam air. Sekali bertelur ikan mampu menghasilkan ribuan telur yang tidak dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam sarang dan dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya seperti pada mujaer.
    Amfibi
    Seperti pada ikan, katak juga bertelur dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi akan bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari telur akan menetas menghasilkan berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan insang. Setelah mengalami metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi katak. Pada umur satu tahun katak telah menjadi dewasa.
    Reptilia
    Ada yang meletakkan telur (ovipar) dan ada pula yang bersifat ovovivipar. Pembuahan terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Telur dilindungi oleh cangkang. Telur yang dikeluarkan ada yang disembunyikan didalam pasir, di dalam lumpur, ada yang dierami. Pada kadal telurnya menetas di dalam tubuh (ovovivipar).
    Aves
    Fertilisasi internal dengan kloaka. Semua jenis burung bereproduksi dengan cara bertelur (ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam lubang-lubang yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya didalam pasir. Seekor burung sekali musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja. Pada burung merpati, sekali musim bertelur mengeluarkan 2 butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio yang berkembang dalam cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan dalam telur tersebut.
    Mamalia
    Fertilisasi intemal, karena telah memiliki organ reproduksi sempurna. Kecuali golonganhewan berparuh bebek (Platypus), semua hewan menyusui selalu melahirkan (vivipar). Telur mamalia kecil dan mengandung sedikit cadangan makanan. Embrio mendapat makan dari rahim induknya melalui plasenta

    SUMBER : http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-1-reproduksi-pada-hewan/

    Sistem Reproduksi pada Tumbuhan



     Jenis–Jenis Reproduksi Pada Tumbuhan
    Reproduksi pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi reproduksi aseksual (vegetatif) dan reproduksi seksual (generatif).
    1.      Reproduksi Aseksual (vegetatif)
    Reproduksi aseksual/vegetatif merupakan cara reproduksi (perbanyakan diri) tanpa melewati proses peleburan dua gamet. Artinya, satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induk. Reproduksi vegetatif dapat terjadi secara alami dan buatan (artifisial).
    1.1  Reproduksi vegetatif alami merupakan cara perbanyakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia. Berikut ini beberapa bagian tumbuhan yang berperan dalam reproduksi vegetatif alami.
    • Rhizoma
    Rhizoma (rimpang, akar tinggal) merupakan batang yang tumbuh menjalar  secara horizontal horizontal di dalam tanah menyerupai akar. Contohnya kunyit, temulawak, jahe, lengkuas, alang-alang, dan lain-lain.
    • Stolon
    Stolon (geragih) merupakan batang yang tumbuh menjalar di atas tanah. Jika batang tersebut tertimbun tanah, bagian buku-buku (ruas) stolon akan tumbuh menjadi individu baru. Contohnya arbei (stroberi), dan daun kaki kuda (Centela asiatica).
    • Umbi Lapis
    Umbi lapis (bulbus) merupakan batang berukuran pendek di dalam tanah yang dikelilingi oleh berlapis-lapis daun tebal. Tunas umbi lapis tumbuh ke arah sampingdari bagian tubuh induk, biasanya dinamakan siung. Jika siung dipisahkan dari induknya, siung tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contohnya bawang merah (Allium cepa).
    • Tunas
    Tunas merupakan bagian yang memiliki bakal tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas dan individu baru. Perkembangan tunas menjadi individu baru dipengaruhi oleh lingkungan (kelembapan, suhu, pH, dan cadangan makanan). Contohnya bamboo dan kelapa.
    • Umbi Batang
    Umbi batang merupakan batang yang membengkak di dalam tanah dan mengandung cadangan makanan. Pada umbi batang terdapat mata (kuncup) sehingga pada saat ditanam dapat tumbuh membentuk tunas dan akar baru. Contohnya ubi jalar dan kentang.
    • Daun
    Daun merupakan organ utama tumbuhan. Pada beberapa tumbuhan tertentu, daun berfungsi sebagai alat reproduksi. Pada daun demikian terutama bagian pinggirnya terdapat jaringan meristem yang dapat tumbuh membentuk tunas dan akar (individu baru). Contohnya cocor bebek.
    1.2 Reproduksi Vegetatif Buatan
          Reproduksi vegetatif buatan merupakan cara perbanyakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Dalam hal ini, manusia sengaja memanfaatkan kemampuan meristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perbanyakan ini dapat dilakukan dalam waktu relatif lebih singkat dibandingkan dengan secara alami. Beberapa usaha perbanyakan yang tergolong pada reproduksi vegetatif buatan adalah sebagai berikut.
    • Mencangkok
    Mencangkok merupakan usaha perbanyakan yang bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang sama seperti induknya dan cepat berbuah. Cara mencangkok adalah dengan cara membuang sebagian kulit dan kambium secara melingkar pada cabang batang , lalu ditutup dengan tanah yang kemudian dibalut dengan sabut atau plastik dan tanah. Setelah akar tumbuh, batang tepat di bawah cangkokan dipotong kemudian ditanam. Contoh tanaman yang bisa dicangkok Mangifera indica (mangga), Citrus sp.(jeruk), Psidium sp. (jambu), Tamarindus indica (asam), Manilkara sp. (sawo), dan Nephelium lappaceum (rambutan).
    • Menempel (Okulasi)
    Menempel merupakan usaha perbanyakan yang bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang memiliki sifat berbeda dalam satu pohon. Misalkan tanaman yang satu memiliki akar yang kuat, tahan penyakit, tapi bunganya kurang baik, sedangkan tanaman yang lain (biasanya berbeda dalam varietas) memiliki bunga yang baik, tetapi akarnya kurang baik. Tumbuhan yang kedua ini dapat ditenpelkan pada tumbuhan yang pertama (tumbuhan dasar). Contohnya mawar (Rosa sp.), terung-terungan (Solanaceae), jeruk, mangga, dll.
    • Menyambung
    Menyambung merupakan usaha perbanyakan yang dilakukan dengan cara menyambung dua batang tanaman yang masih tergolong satu spesies, satu genus, atau satu famili. Dalam menyambung kita memindahkan ujung ranting, ujung batang, atau ujung cabang secara keseluruhan (tanaman atas) kepada tanaman dasar. Kemudian pada tempat sambungan tersebut diikat dengan tali. Contohnya Hevea braziliensis (karet), dan pohon buah-buahan.
    • Menyetek
    Setek merupakan usaha perbanyakan yang paling banyak dikenal dalam masyarakat. Menyetek dilakukan dengn cara menanam potongan batang tanaman. Setek dengan kekuatannya sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sehingga berkembang menjadi individu baru. Perbanyakan dengan setek meliputi setek batang, setek daun, setek akar, setek pucuk, dan setek umbi.
    Cara setek banyak dipilih orang karena perbanyakan tanaman dengan setek memiliki banyak keunggulan dibandingkan cara perbanyakan vegetatif lainnya. Misalnya sifat tanaman yang dihasilkan sama dengan induknya., bagian tanaman induk yang diperlukan untuk setek hanya sedikit (tetapi dapat menghasilkan banyak bibit tanaman), dan tidak memerlukanbanyak biaya. Selain itu, cara pengerjaan setek tidak memerlukan teknologi yang rumit sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Contoh tanaman yang dapat disetek misalnya Manihot sp. (ketela pohon), Pluchea indica (beluntas), Manihot utilissima (ubi kayu), Dahlia variabilis (dahlia), Kalanchoe pinnata (cocor bebek), Saccharum officinarum (tebu),dll.
    • Merunduk
    Merunduk merupakan usaha perbanyakan yang dilakukan dengan cara merundukkan (melengkungkan) cabang tanaman, kemudian ditimbun dengan tanah. Sementara itu, ujung cabang dibiarkan muncul di permukaan tanah. Bagian tanaman yang dirundukkan (ditimbun) terlebih dahulu harus dikupas. Pada bagian yang ditimbun tersebut akan tumbuh akar dan tunas. Contohnya pada tanaman Alamanda (Alamanda cathartica), tebu (Saccharum officinarum), dll.
    • Kultur Jaringan
    Kultur jaringan merupakan usaha tanaman dengan memanfaatkan sifat totipotensi tanaman. Totipotensi dalah kemampuan beberapa sel tanaman yang masih dalam proses pertumbuhan untuk membentuk individu tanaman dalam proses kultur jaringan. Melalui kultur jaringan dapat diperoleh bibit tanaman dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang bersamaan.
    Kultur jaringan biasa dilakukan di tempat yang steril, seperti laboratorium khusus kultur jaringan. Selin itu, alat, bahan, dan pelaku kultur jaringan juga harus dalam keadaan steril. Alat dan bahan dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhuC. Sementara itu, pelaku terutama bagian tangan harus disemprot dengan alcohol sebelum bekerja.
    Jaringan yang akan dikultur dapat berupa irisan yang sangat tipis dari ujung akar, tunas, dan daun muda tanaman. Kemudian irisan tipis tersebut ditumbuhkan pada suatu medium dengan cukup nutrisi. Untuk memacu proses pembelahan sel, para peneliti biasanya memberikan hormone pertumbuhan (misalnya auksin). Sel-sel harus dapat membelah dan tumbuh dalam media tumbuh membentuk embrio dan tunas hingga menjadi individu baru yang sama dengan induknya. Contoh tanaman yang telah dikembangbiakan melalui kultur jaringan antara lain anggrek dan wortel.
    2.      Reproduksi Seksual (Generatif)
          Reproduksi seksual/generatif merupakan cara reproduksi yang melibatkan proses peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua gamet induk ini biasa disebut pembuahan. Reproduksi generatif terjadi pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), baik gimnospermae (berbiji terbuka) maupun angiospermae (berbiji tertutup).
    2.1  Alat Reproduksi Tumbuhan
    Alat perkembangbiakan tumbuhan biji adalah putik (pistil) dan benang sari (stamen).
    1)      Putik
    Putik adalah alat kelamin betina yang dapat menghasilkan sel kelamin betina dan di sebut sel telur (ovum).
          Bagian – bagian putik sebagai berikut :
    ·   Kepala putik (stigma)
    Kepala putik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan di atas kepala putik terdapat bulu-bulu yang sangat halus dan berlendir sehingga dapat membantu menangkap serbuk sari.
    ·   Tangkai putik
    ·   Bakal buah
    Bakal buah terdapat paling dekat dengan dasar bunga (Reseptakulum) bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum).
    2)      Benang Sari
          Benang sari adalah alat kelamin jantan yang dapat menghasilkan sel kelamin jantan yang di sebut sel sperma (Spermatozoid).
    2.2  Alat Perhiasan Bunga
    1)      Mahkota Bunga
    Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga penyerbuk, pelindung benang sari dari putik dan sebagai tempat hinggap serangga yang akan menghisap madu.
    2)      Kelopak Bunga
    Fungsinya melindungi bunga pada waktu masih menguncup untuk menarik perhatian serangga dan hewan agar dapat membantu proses penyerbukan.
          Macam – macam Bunga
          Berdasarkan kelengkapannya bunga di bedakan menjadi :
    ·         Bunga Lengkap
    Bunga yang memiliki seluruh bagian bunga. Contohnya kembang sepatu, bunga mawar, bunga melati.
    ·         Bunga Tidak Lengkap
    Bunga yang tidak memiliki satu/lebih bagian bunga. Contohnya bunga kelapa dan bunga sulak.
    Berdasarkan kelengkapan alat perkembangbiakannya, bunga di bedakan menjadi :
    ·         Bunga Sempurna
    Bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus / bunga berkelamin ganda, contohnya bunga pepaya, bunga kacang panjang, bunga aster, dan bunga padi.
    ·         Bunga Tidak Sempurna
    Bunga yang memiliki benang sari/putik saja. Jika memiliki benang sari di sebut bunga jantan yang menghasilkan spermatozoid (contoh mata pada bunga jagung). Jika hanya memiliki putik disebut bunga betina, menghasilkan sel telur (contoh tangkai pada bunga jagung).
    2.3  Penyerbukan
    Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan pada gimnospermae, penyerbukan adalah peristiwa melekatnya serbuk sari pada bakal biji.
    Macam-macam penyerbukan
    Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang membantu proses penyerbukan.


    1)      Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari
    Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
    ·   Otogami/penyerbukan sendiri
    Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat terjadi otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Misalnya:
    – Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu daripada putik. Misalnya pada seledri, Allium sp. (bawang), dan Zea mays (jagung).
    – Protogini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari. Misalnya pada bunga Brassica sp. (kol), bunga Theobroma cacao (cokelat), dan bunga Persea Americana (avokad). Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik.
    ·   Kleistogami
    Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar. Contohnya kacang tanah.
    ·   Geitonogami/penyerbukan tetangga
    Geitonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain , tetapi masih dalam satu individu.
    ·   Alogami/penyerbukan silang
    Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari individu lain , namun masih dalam satu jenis.
    ·   Bastar/hibridogami
    Bastar merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga tumbuhan beda jenis. Macam -  macam Bastar antara lain
    –  Bastar Antarkulvitar (Varietas)
    contohnya antar mangga golek dengan mangga gadung.
    –  Bastar Antar jenis (Spesies)
    contohnya antar mangga dengan mangga kweni.
    –  Bastar antar marga (Genus)
    contohnya antar cabai dengan terong.
    2)      Penyerbukan berdasarkan faktor yang membantu
    Penyerbukan ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :
    ·   Anemogami
    Anemogami merupakan proses penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri-cirinya, yaitu:
    –  Serbuk sari banyak, ringan, kecil, kering, dan permukaannya halus.
    –  Kepala sari mudah bergoyang.
    –  Tidak mempunyai perhiasan/mahkota bunga (jika ada berukuran kecil).
    –  Kepala putik besar.
    –  Letak serbuk sari bergantungan/bertangkai panjang.
    –  Bunga tidak berbau.
    –  Tidak mempunyai kelenjar madu.
    –  Putik melekat di tengah, berbentuk spiral sehingga membentuk permukaan yang lebih besar untuk memudahkan menangkap serbuk sari.
    –  Bunga tidak berwarna cerah dan biasanya hijau. Contohnya Gramineae (rumput), Oryza sativa (padi), Saccharum officinarum (tebu),dan Imperata Cylindrica (alang-alang).
    ·   Hidrogami
    Hidrogami merupakan proses penyerbukan dengan bantuan air. Jenis penyerbukan ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang hidup di air. Misalnya hidrila (Hydrilla verticilata).
    ·   Zodiogami
    Zoidiogami merupakan proses penyerbukan dengan bantuan hewan.
    3)      Berdasarkan nama hewannya
    Berdasarkan nama hewannya, tipe penyerbukan ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
    ·   Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Saat mengisap madu, tubuh serangga tertempel serbuk sari, dan jika serangga berpindah ke bunga lain atau menyentuh kepala putik bunga yang sama, serbuk sari akan tertinggal di kepala putik tersebut sehingga terjadi penyerbukan. Ciri-cirinya sebagai berikut :
    – Bunga berbau khas.
    – Mahkota bunga berwarna menarik/mencolok.
    – Mempunyai kelenjar madu.
    – Benang sari di dalam bunga.
    – Kepala sari bersatu di bagian dasar atau belakangnya.
    – Serbuk sari sedikit, besar, seperti tepung, berat, lengket.
    – Putik lengket dan kecil.
    ·   Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
    Biasanya bunga mengandung madu dan air, serta mengandung unsur warna merah karena burung peka terhadap warna ini.
    ·   Kiropterogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Biasanya bunga mekar pada malam hari, berukuran besar, berwarna cerah, dan letaknya tidak tersembunyi.
    ·   Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput.
    2.4  Pembuahan
    Pembuahan atau fertilisasi merupakan proses peleburan antara inti sperma dengan sel telur. Pada tumbuhan, ada 2 macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal dan pembuahan ganda. Pembuahan tunggal adalah pembuahan yang hanya memungkinkan sekali peleburan inti sperma dengan inti sel telur. Pembuahan tunggal biasa terjadi pada gimnospermae sedangkan Pembuahan ganda adalah pembuahan yang menyebabkan terjadinya dua kali peleburan inti sperma. Pembuahan ganda biasanya terjadi pada angiosperma.
    ·         Gymnospermae
    Alat reproduksi tumbuhan gymnospermae, bakal biji dan serbuk sari masing – masing berkumpul dalam satu badan yang disebut strobilus.
          Jalannya Penyerbukan dapat dijabarkan sebagai berikut :
    a)      Serbuk sari pada tetes penyerbukan melalui lubang mikrofil terdiri atas 1 sel generatif dan 1 sel vegetatif.
    b)      Serbuk sari berubah menjadi buluh serbuk dan menuju ruang arkegonium, sel generatif membelah menjadi dinding sel (dislokalor) dan sel spermatogen, selanjutnya spermatogen membelah membentuk sel spermatozoid.
    c)      Buluh serbuk sari sampai ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap dan masing–masing sel spermatozoid membuahi 1 sel telur (di sebut pembuahan tunggal) yang akhirnya menjadi zigot dan dewasa.
    ·         Angiospermae
    Jalannya penyerbukan dapat dijabarkan sebagai berikut :
    a)      Serbuk sari sampai ke kepala putik dengan gerak kemotropisme, serbuk sari menuju ke bakal biji dan berubah menjadi buluh serbuk sari.
    b)      Pada saat buluh serbuk sari mencapai mikrofil, inti vegetatif mati dan terjadi pembuahan sebagai berikut :
    Satu inti generatif (inti sperma I) membuahi sel telur yang kemudian menjadi embrio.§
    Satu inti generatif (inti sperma II) membuahi inti kandung lembaga sekunder yang akan menjadi endospermae, sebagai cadangan makanan embrio.§
    c)      Setelah pembuahan yang akan terjadi selanjutnyaadalah berikut ini :
    Kelopak bunga dan mahkota bunga akan layu sebagai usaha penghematan energi.§
     Daun buah akan menjadi kulit buah.§
                Berikut adalah tabel yang memperlihatkan perbedaan antara proses pembuahan pada angiospermae dan gimnospermae.
    No
    Pembeda
    Pembuahan Tunggal
    Pembuahan Ganda
    1
    Proses pembuahan
    1 kali
    1 kali
    2
    Jumlah inti sperma
    1
    2
    3
    Hasil pembuahan
    Embrio (zigot)
    Embrio (zigot)
    Endospermae
    4
    Selisih waktu penyerbukan dan pembuahan
    Relatif cepat
    Sangat lama (sampai bernulan – bulan)
    5
    Jumlah serbuk sari
    2 sel
    1 sel
    6
    Struktur spermatozoid
    Seperti rumah siput dan rambut getar
    Seperti rumah siput tapi tak berambut getar















    A.    Kesimpulan
          Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya tumbuhan dapat bereproduksi dengan dua cara, yakni dengan aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual (vegetatif) merupakan cara reproduksi/perbanyakan diri tanpa melewati proses peleburan dua gamet. Dimana reproduksi vegetatif ini dapat terjadi secara alami dan buatan sedangkan reproduksi seksual (generatif) merupakan cara reproduksi yang melibatkan proses peleburan gamet jantan dan gamet betina. Reproduksi generatif terjadi pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), baik gymnospermae (berbiji terbuka) maupun angiospermae (berbiji tertutup). Proses peleburan gamet didahului oleh melekatnya serbuk sari di kepala putik pada angiospermae, dan melekatnya serbuk sari pada bakal biji gymnospermae. Untuk pembuahannya, tumbuhan gymnospermae hanya memungkinkan sekali peleburan inti sperma dengan inti sel telur sehingga disebut juga pembuahan tunggal sedangkan pada angiospermae memungkinkan dua kali peleburan inti sperma sehingga disebut juga dengan pembuahan ganda.

    SUMBER : http://tedieka07.blogspot.co.id/2014/10/makalah-reproduksi-tumbuhan-disusun.html